Album Review : Hegemony Of God - Prahara
Cianjur memang memilki banyak musisi bertalenta yang tergabung dalam berbagai band, salah satunya band yang tebentuk 6 tahun lalu, Hegemony Of God, Band yang mengklaim sebagai band Metalcore ini memang bisa dikatakan salah satu band muda yang akan berbahaya dan semakin berbahaya jika terus melakukan hal-hal yang baru dan terus bergeriliya.
Dari awal mereka terbentuk telah melahirkan beberapa single yang cukup bisa menarik banyak penggemarnya, terlepas dari single, invasi awal yang bisa dibilang serius ketika dirilisnya sebuah Demo 2014 berisi 3 buah lagu yang dicetak terbatas, Demo 2014 yang dihasilkan saya lihat cukup membawa menuju awal kemanjuan.
Awal nopember lalu menjadi pembuktian Hood ( Vokal ), Lucky ( Gitar ) Rey ( Gitar ), Bintang ( Bass), dan Iam ( Drum ) benar-benar serius dalam hal karya, dengan merilis album penuh perdana bertajuk Prahara, hal yang sangat menarik dari album Prahara adalah keberanian mereka dalam hal perilisan tanpa adanya majikan yang merilis ( tanpa label rekaman -red) ditambah lagi kemasan produksi secara digipack yang bisa dibilang cukup profesional dan matang, Album Prahara sendiri bisa dibilang album band metal penuh yang baru terlahir kembali di kota Cianjur setelah sekian lama absen, sejauh ini hanya demo, split mini album telah banyak yang rilis, semoga album Prahara ini membuat band satu daerah segera merilis album.
Prahara adalah bandai, badai konflik kreasi oknum anak adam yang sengaja diciptakan untuk menjatuhkan secara cepat atau perlahan, begitu penggalan kalimat pembuka yang terdapat dalam booklet album perdana mereka yang memuat 11 lagu didalamnya, memasuki lagu pertama "Human Hypocrisy" merupakn intro pembuka pada umumnya dalam sebuah album, disini mereka mencoba membuat kemewahaan dalam setiap komposisinya agar bisa memikat pendengar, "Tragis" lagu pertama yang dibuka dengan sentuhan harmoni melodi yang cukup baik ditambah dengan alur musik yang memilki perpaduan sangat baik, lanjut "Prahara" dimana lagu ini yang pertama dilepaskan untuk gambaran sebuah album yang berjudul sama, sangat jelas sekali musik yang mereka mainkan banyak melakukan perpaduan teknik dan skill yang ditonjolkan, "Despicable War" lagu ke empat yang satu-satunya berlirik bahasa inggris merupakan lagu yang diaransemen ulang, versi sebelumnya terdapat pada demo 2014, masih tidak jauh berbeda dengan komposisi musik sebelumnya, hanya saja ada beberapa part gitar baru dilagu ini, cukup mengingatkan salah satu lagu milik All Shall Perish dan sayangnya di ending lagu "Despicable War" terdengar jelas suara gitar akustik, sayang sekali, memasuki lagu berjudul "Arogan" merupakan salah satu yang saya favoritkan, kenapa ? karena lagu ini liriknya bisa membuat perdebatan antara dua kubu pembela masing-masing kubu, siapa yang benar dan siapa yang salah, entahlah, jika berbicara musik masih sama dengan sebelumnya hanya saja lagu ini lebih emosi, "Membuas" kembali menyuguhkan alunan musik pelan dengan gitar akustik sebagi pembukanya, hanya saja intro ini mengingatkan saya terhadap lagu nya "Bukan Saat Ini" milik Cupumanik, mungkin hanya perasaan saya saja, selebihnya memang benar komposisi musik mereka memang sangat bervarian disetiap lagunya terlihat jelas di lagu "Membuas" terasa klimak dari awal hingga akhir, ouh iya lagu ini juga terdapat dialbum kompilasi hellprint 2015 di versi album jauh lebih baik dari versi sebelumnya dari segi kualitas produksi, "Evolusi Diri" salah satu lagu yang menjadi lagu wajib ketika mereka tampil, lagu yang terdapat beberapa versi seperti versi awal 2013, versi Demo 2014 dan Album, tidak banyak yang berubah dari lagu "Evolusi diri" tetap cadas seperti As Blood Run Black "My Fears Have Become Phobias", "Sisi Lain" merupakan lagu yang banyak disukai oleh pengemarnya semenjak demo 2014 rilis, dimana mereka mengaransemen komposisi musik yang terbilang apik, cerdas dan berhati-hati dimana perpaduan setiap kompisisi gitar seperti berjalan maju tak mundur ditambah lagi pemanis dari sisi vokal dengan hadirnya Andini dari Killed By Bestfriend mengisi beberapa bagian lirik dengan sangat lembut seperti ingin memberikan imej metal tak selalu ganas dan berteriak, walapun sepintas ketika mendengarkan lagu "Sisi Lain" akan mengingatkan kita terhadap lagu "Tiga Titik Hitam" milik Burgerkill, tapi itu bukan masalah, Hegemony Of God tetap oke, "Haru Biru" masih sama seperti lagu-lagu sebelumnya cukup baik tentunya konon katanya lagu "Haru Biru" dihadiahkan untuk klub sepak bola kebanggaan warga jawa barat yaitu Persib Bandung, keren juga, "Terajam Takdir Tuhan" sangat cukup klimak dengan diawali intro yang bertempo pelan, "Rekontruksi Neraka" menjadi lagu penutup yang terbilang cepat dan mengahajar habis-habisan setelah dugempur lagu-lagu sebelumya tapi tentunya bukan sesuatu yang baru karena lagu "Rekontruksi Neraka" sudah pernah dirilis beberapa tahun yang lalu hanya saja ada beberapa part yang bertambah.
Hei tunggu dulu ada lagu yang tersebumnyi di album Prahara, saya pikir speaker tape sedang rusak ternyata noise yang terdengar, sepertinya yang mereka berikan mungkin sebagai kejutan untuk lagu "Tanpa Peluru", kejutan mereka gambarkan dengan hadirnya vokalis tamu bernama Tinu dari band Grunge bernama Toilet Room serta mengahdirkan sentuhan musik saxophone, perpaduan musik metal dan grunge cukup terasa dimana vokal tinu dilagu "Tanpa Peluru" terbilang berhasil secara emosi dan musik cukup berada di zona aman dengan durasi yang singkat, lagu ini wajib dibuat video klip.
Prahara merupakan album perdana band Metalcore muda bernama Hegemony Of God yang wajib kalian miliki karena kalian akan mememukan sesuatu berbeda dengan band Metalcore lainnya bukan berarti sesuatu yang baru di sken metalcore, hanya saja album ini bisa memberikan angin segar dan memberikan ancaman, dimana sudah jarang terdengar rilisan band Metalcore seperti ini, mungkin metalcore akan kembali ? who know !
Order sekarang juga !
Artikel ini pertamakali dimuat disitus www.cianjurmusikcadas.com
Post a Comment for "Album Review : Hegemony Of God - Prahara "